Menubar

Senin, 31 Januari 2011

Meneropong Mesir


Melihat betapa besarnya jumlah demonstran yang menuntut pemerintah mundur, menarik untuk dibahas organisasi apa saja yang menggerekkan demonstrasi tersebut.

Salah satu gerakan massa tertua dalam sejarah mesir adalah Ikhwanul Muslimin (Moslem Brotherhood), berdiri pada Maret 1928 di Ismailiyah Mesir, pendirinya adalah Hasan Al-Banna. Ikhwanul Muslimin (IM), memiliki sejarah politik panjang, semula saat ia di dirikan dia adalah ormas islam yang bertujuan menegakkan syariat dan mengembalikan hukum ke jalan Islam, tapi seiring konstelasi yang terus berkembang, mau tidak mau dia harus terlibat dalam wilayah politik. Saat ini IM sendiri adalah organisasi yang terlarang di bawah Undang-Undang Mesir, meski demikian IM terus bekembang seiring dengan kebutuhan rakyat mesir terhadap organisasi massa yang menentang kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada rakyat mesir yang notabene adalah Muslim, kebijakan pemerintah mesir yang menjadi sekutu dekat Israel dan Amerika semakin membuat organisasi ini mendapatkan banyak simpati dari masyarkat. Sampai saat ini IM memiliki cabang di hampir seluruh negara di Timur Tengah, tentu saja hal ini menjadikannya sebagai ormas sekaligus kekuatan politik yang menghawatirkan bagi pemerintah mesir dan sekutu-sekutunya AS dan Israel serta Arab Saudi.

Selain IM, sejarah militer sebagai sebuah kekuatan politik dalam pertarungan politik mesir tidak bisa diremehkan, justru militerlah yang memainkan peranan penting dalam sejarah politik mesir setelah kehancuran kekuasan monarki Raja Faruq, bahkan analisis beberapa media Internasional seperti CNN dan BBC, adalah sikap militer yang akan menentukan masa depan Mesir di tengah krisis politik hari ini. Tidak berlebihan memang, mengingat mesir adalah negara-negara di mana basis demokrasi belum berkembang semapan seperti di Barat. Bahkan pejabat keamanan Israel di situs koran Israel Yediot Aharonot (28/1) mengatakan lebih baik militer yang berkuasa di Mesir dari pada kelompok garis kerasi Islam, karena jelas hal itu akan berpengaruh kepada kebijakan politik luar negeri Mesir[1]. Jika memang militer yang berkuasa nantinya pasca kisruh politik ini, maka ada kecenderungan mesir akan tetap dengan situasi semula seperti saat sebelum kisruh politik ini.

Di sisi lain nama Muhammad ElBaradei[2] digembar-gemborkan sebagai jargan pemimpin oposisi di tengah situasi krisis politik mesir hari ini, siapakah orang ini? Mewakili kelompok apakah orang ini, paling tidak kita dapat melihat profil dan latar belakangnya, karirnya melejit setelah ia Bergabung dengan United Nations Institute for Training and Research sebagai penanggung jawab program Hukum Internasional. Belum jelas di pihak mana ia berdiri. Dia sendiri menyatakan bahwa dia siap memimpin pemerintahan transisi setelah kepergian Mubarok jika diminta, namanya pun berulangkali di beritakan oleh media Internasional dari Amerika seperti CNN atau BBC. Di sisi lain Amerika Serikat menyerukan kepada Mubarok untuk mundur kekuasaannya serta menyerukan agar mesir menjadi negara yang demokratis, tidak jauh berbeda dengan pernyataan Elbaradei, hal ini mengindikasikan bahwa boleh jadi Amerika sangat berharap Elbaradei-lah  yang kelak akan menggantikan Mubarok, mengingat Elbaradei memiliki karir internasioanl terutama di Komisi Nuklir PBB, ada kemungkinan dia memiliki kedekatan dengan pemimpin-pemimpin politik AS, dengan demikian ini akan menjadi pintu bagi AS untuk tetap menjalin kerjasama yang menguntungkan AS dan sekutunya di Timur Tengah.

Bagaimana dengan kekuatan-kekuatan lain di Mesir, terutama yang berbasir massa pekerja? Media-media internasional memang sedikit sekali mengulas tentang elemen massa ini. Walaupun tidak dapat dipungkiri para pekerja mesir adalah juga bagian terpenting dalam proses demontrasi anti pemerintah kali ini.

Meneropong masa depan Mesir tentu saja kita tidak bisa lepas dari beberapa peristiwa yang akan terjadi beberapa hari ke depan. Mereka yang mampu membaca situasi dan cepat mengambil sikap tentu akan mengambil peranan besar dalam proses politik di Mesir. Apakah militer, apakah kelompok fundamentalis Islam, apakah kelompok prodemokrasi yang juga pro AS, atau kelompok prodemokrasi lain. Kita akan lihat beberapa hari ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar